Wednesday, September 5, 2012

Gedung-Gedung Tanpa Tulang


Golden Hill - Darminto M Sudarmo


Gedung-gedung megah di Jakarta dipenuhi air mata
Dasi dan HP tak berani melihat matahari
Mobil-mobil mewah terbenam di air sawah
Anjing, kucing, tikus dan gelandangan berebut tulang
Langit memasang dendam, wajahnya merah padam



          Wajah orang-orang tersungkur di lantai, saat pesta usai
          Malam atau siang tak ada yang peduli, harapan juga mati
          Cahaya lampu yang redup, kemiskinan yang menyekap
          Semua seperti mulut raksasa, siap menelan tanpa sisa
          Untuk apa mempersoalkan masa lalu, hari ini, esok lusa?


Bulan menggigil dalam cahaya perak, retak-retak
Gedung-gedung tanpa tulang, mengangkang, kasihan
Lolong anjing malam merasuk ke mimpi buruk anak-anak
Jakarta, di sini ditumpahkan berjuta harap dan cita-cita
Usia dan kesia-siaan, mengalir ke muara sungai takdir


          Di mana kisah manis dan kepongahan masa lalumu?
          Orang-orang tak berdaya tergusur ke pinggiran sejarah
          Mereka telah kehilangan, bahkan tetes akhir air matanya
          Tanah, makam, pusaka nenek moyang digilas roda perubahan
          Keramahan, ketulusan hati dicurigai atas nama logika


Meratapi keadaan, berkaca di pantulan sepotong malam
Terlihat ada banyak kelaparan di gudang padi dan sawah
Berbulan-bulan orang menunggu terjadinya anugerah
Berbondong-bondong orang membujuk matahari dengan sesaji
Berharap kekayaannya tak terbakar kemarahan hati nurani.


Jakarta, 30 Maret 1998

0 comments:

Post a Comment

Contact