![]() |
Ratna Mutu Manikam - Darminto M Sudarmo |
Saudaraku, perjalanan ini berujung di mana?
Sayap-sayap ajal bayangan maut
atau rahasia semesta belukar tanya
Bertimbun waktu membuatku termangu
Memaksaku terburu
Perhentian sudah tersedia untuk apa tergesa?
Kutiti jejak bayangku
Memantul di sela ombak perak
Kesia-siaankah?
Pekik cinta kasih kutumpahkan tanpa sisa
tetes keringat menggulir menyingkir
duka cita sesak di dada, untuk apa semua?
Kini di ambang keabadian,
barangkali cuma pesan kedukaan,
kabar sunyi menelusup di kelam malam
Saudaraku, yang ingin kukatakan sebelum aku mati
Tolong lipatkan sesobek kertas di meja
Goresan hitam putih, putih hitam
Separo isi meradang, separo lengang
Gumpalan selimut kumal, teronggok terserak
Jejeran rak buku, berdebu-debu
Saudaraku, semoga kau mengerti
Bukan kemerlap intan manikam kupasang
Kecuali mantra-mantra keselamatan
Alangkah nyaman tidur panjang
di pembaringan abadi
berbantal pusaka, dongeng selaksa
pertarungan, ceceran darah dan sekian harapan
Di mana aku kini?
batas kelambu mimpi
atau hanyut di pusaran takdir?
menapak bumi, menggantung langit
Saudaraku,
Aku rindu manusia
Sahabat-sahabat terkasih
Bila kadang berselisih
tak lebih irama bumi
desir angin menggoyang daun
Aku rindu keheningan
keramahan sejati di siang terang
dan gelam malam
Saudaraku,
Yang ingin kukatakan sebelum aku mati
Biarlah sementara ini begini
Mungkin sedang kujalani garis fitri
Sendiri atau berteman sepi
tetap kusyukuri.
Semarang, 1987
0 comments:
Post a Comment