![]() |
Anoman Obong - Darminto M Sudarmo |
Datang dan pergimu seperti putaran jarum jam
Pagi siang sore malam, tak bosan gentayangan
Kulit-kulit makin mengeriput
Gigi bertanggalan, kayu-kayu kian keropos
Harapan impian terburu-buru dan diburu-buru
Sang Kala terus
mengendap-selinap
Kelahiran jabang bayi
benarkah terbit mentari?
Kalau cuaca menyengat
air susu ibu mampat
Datang dan pergimu
seperti putaran jarum jam
Air mata dan duka wanita
yang kehilangan anak-anaknya
Zaman ini ditandai dengan kelaparan berkepanjangan
Orang-orang duduk berdiri atau berjalan-jalan tanpa pakaian
Pandangan mereka kosong, hati mereka menyimpan beku kegemasan
"Mengapa Sang Kala dibiarkan bebas merajalela?"
"Mengapa di bumiku tak tumbuh lagi tanaman?"
Orang-orang antre
menunggu jatah makanan
Orang-orang antre
menunggu air kehidupan
Orang-orang antre
mencari wajahnya yang hilang
Orang-orang antre
mencari miliknya yang tiada
Orang-orang antre sambil
bertanya, untuk apa ini semua?
Datang dan pergimu seperti putaran jarum jam
Sejarah, percepatan, masa depan berlomba seperti biasa
Terengah-engah, merangkak-rangkak atau melesat-lesat
Mengitari start dan finish yang sama, sia-sia
Apakah benar ada akhir dan mula dari ini semua?
Jakarta, 9 Maret 1998
0 comments:
Post a Comment