Wednesday, September 5, 2012

Betara Kala


Anoman Obong - Darminto M Sudarmo

Datang dan pergimu seperti putaran jarum jam
Pagi siang sore malam, tak bosan gentayangan
Kulit-kulit makin mengeriput
Gigi bertanggalan, kayu-kayu kian keropos
Harapan impian terburu-buru dan diburu-buru

          Sang Kala terus mengendap-selinap
          Kelahiran jabang bayi benarkah terbit mentari?
          Kalau cuaca menyengat air susu ibu mampat
          Datang dan pergimu seperti putaran jarum jam
          Air mata dan duka wanita yang kehilangan anak-anaknya

Zaman ini ditandai dengan kelaparan berkepanjangan
Orang-orang duduk berdiri atau berjalan-jalan tanpa pakaian
Pandangan mereka kosong, hati mereka menyimpan beku kegemasan
"Mengapa Sang Kala dibiarkan bebas merajalela?"
"Mengapa di bumiku tak tumbuh lagi tanaman?"

          Orang-orang antre menunggu jatah makanan
          Orang-orang antre menunggu air kehidupan
          Orang-orang antre mencari wajahnya yang hilang
          Orang-orang antre mencari miliknya yang tiada
          Orang-orang antre sambil bertanya, untuk apa ini semua?

Datang dan pergimu seperti putaran jarum jam
Sejarah, percepatan, masa depan berlomba seperti biasa
Terengah-engah, merangkak-rangkak atau melesat-lesat
Mengitari start dan finish yang sama, sia-sia
Apakah benar ada akhir dan mula dari ini semua?

Jakarta, 9 Maret 1998

0 comments:

Post a Comment

Contact