Wednesday, September 5, 2012

Cemburuku pada Amerika



Aku tak tahu lagi
ini apa namanya
itu namanya apa
Iri hati, cemburu, jadi lucu
kagum, murka, buat apa?

Setiap hari di televisi kulihat dia
Jualan apa saja, dari tawa sampai air mata
Terus menerus ia mengajari kami
tentang apa saja

Pakai celana, gosok gigi, bahkan berkata-kata
Aku tak tahu lagi
Tak adakah hal benar yang bisa kami lakukan?

Bukankah itu semua sudah kami punyai sendiri?
Kenapa orang jadi linglung dan tak percaya diri?

Setiap hari di koran, di komputer, di bioskop
Di sudut-sudut kota, di mall dan supermarket
Orang berbondong-bondong membutuhkan rekomendasinya

Gedung-gedung tinggi di kota, kompleks-kompleks perumahan
Bergegas-gegas berbenah-benah mencari ijazah dan pengakuan

Di kota-kota besar
Cara makan, cara tidur, cara pesta, cara bergaya
Serba Amerika

Aku tak tahu lagi
Bagaimana harus berkata-kata
Siapa bilang Amerika tak berguna?
Eropa, Asia, Australia, Afrika, apa salahnya?
Setiap komunitas bangsa toh punya gaya
Endapan budaya, yang tiada dua
Mungkin komitmen pengetahuan, teknologi
Mungkin etos kerja, apresiasi karya
Mungkin tata krama antarbangsa
Mungkin ini, itu atau apa saja
Mengapa terpukau pada yang tampak mata?

Jakarta, 1997

0 comments:

Post a Comment

Contact